Gunung Binaiya di Pulau Seram Tutup Sementara Karena Cuaca Ekstrem

Gunung Binaiya di Pulau Seram Tutup Sementara Karena Cuaca Ekstrem

Balai Taman Nasional Manusela telah mengeluarkan keputusan untuk memperpanjang penutupan sementara bagi para pengunjuk yang ingin mendaki Gunung Binaiya di Pulau Seram, Maluku Tengah. Keputusan tersebut tertuang dalam dokumen resmi dengan nomor PG.224/T.48/TU/UM/5/2025 dan ditandatangani tanggal 9 Mei 2025.

Perpanjangan ini merupakan tindak lanjut dari pengumuman sebelumnya (PG.211/T.48/TU/UM/4/2025) yang dikeluarkan pada 28 April 2025.

Pengecualian tutup hingga berapa lama terus memantau perubahan cuaca selanjutnya.

“Melalui pernyataan tersebut, kita mengakui bahwa situasi iklim di area Gunung Binaiya tetap termasuk dalam kategori keras, misalnya curah hujan tinggi serta kabut pekat yang bisa mendatangkan bahaya bagi keamanan para tamu,” ujar Kepala Balai TN Manusela Deny Rahadi sebagaimana dilansir Antara pada hari Minggu (11/5).

Dia menyebutkan bahwa penutupan kegiatan wisata mendaki akan diperpanjangan hingga batas waktu yang belum ditetapkan.

TN Manusela menyatakan tegas bahwa langkah tersebut dilakukan untuk menjaga keselamatan serta kesejahteraan seluruh pihak terkait.

“Masyarakat serta para pendaki diminta agar menaati aturan tersebut sampai cuaca diketahui aman lagi,” katanya.

Balai TN Manusela juga mendorong semua pihak agar tetap memantau informasi resmi yang akan diumumkan melalui saluran komunikasi institusi tersebut, serta menekankan bahwa keselamatan harus menjadi fokus utama pada setiap aktivitas ekowisata.

Sekarang ini, aturan itu dikeluarkan setelah munculnya kabar mengenai hilangnya seorang pendaki berinisial FAZF (27). Dia tercatat sebagai orang terakhir kali terlihat pada hari Sabtu, 26 April 2025.

Ferdians dilaporkan terlepas dari grupnya ketika mendaki melewati rute Nasapeha menuju puncak Gunung Binaiya.

Balai Taman Nasional Manusela bersama tim gabungan juga telah resmi menghentikan operasi pencarian terhadap seorang pendaki bernama Firdaus Ahmad Fauji pada 5 Mei 2025. Namun hingga sekarang, diketahui masih ada relawan yang melakukan pencarian.

Tim pencarian yang terdiri dari unsur Balai TN Manusela, Basarnas, kepolisian, relawan, dan berbagai pihak lainnya telah mengerahkan seluruh upaya maksimal melalui tiga metode utama, yakni penyisiran atau penjejakan di jalur pendakian, pelaksanaan ritual adat setempat, serta penggunaan drone dengan teknologi thermal.

Post Comment