Biaya Kredit Menguji BFI Finance (BFIN) Sementara Rekor Kinerja Terus Berkembang
, JAKARTA — Kenaikan tarif pinjaman atauصند
cost of credit
(CoC) dipandang sebagai salah satu tantangan yang harus diatasi oleh PT
BFI Finance Indonesia
Tbk. (BFIN) mencatatkan prestasi luar biasa selama triwulan pertama tahun 2025.
Maka, bagaimanakah perkiraan biaya kredit bagi emiten tersebut?
multifinance
Yang terkait dengan taipan Garibaldi ‘Boy’ Thohir dan Jerry Ng tersebut di triwulan-triwulan mendatang?
Menurut data dari Buana Capital, BFI Finance menghasilkan laba bersih (NPAT) sebesar Rp405,5 miliar di kuartal pertama tahun 2025, naik 12,2% dibandingkan dengan periode serupa pada tahun sebelumnya.
year-on-year
/YoY).
Realisasinya tersebut mendapat dukungan dari peningkatan pendanaan (
booking
yang mencapai angka 23,6% secara tahun berbanding tahun (YoY) dengan sumbangan dari pembiayaan non-dealer (NDF) naik ke tingkatan tertinggi sejak triwulan ketiga tahun 2023.
James Stanley Widjaja, analis dari Buana Capital, menyatakan bahwa ini menandakan situasi yang positif untuk mencapai marjin bunga bersih (
net interest margin
(NIM) Menyeimbangkan antara BFIN dengan perkembangan CoC.
“Momentum pertumbuhan
booking
“menyiasati beban kredit yang melebihi harapan,” terangnya dalam laporan Buana Capital, Selasa (29/4/2025).
Menurut laporan Buana Capital, tingkat biaya kredit BFIN untuk kuartal I/2025 adalah 4,4%. Persentase Cost of Credit perusahaan ini naik 70 pips secara tahun-ke-tahun, serta mengalami peningkatan signifikan sebesar 160 pips jika dibandingkan dengan kuarter terdahulu.
James menganggap bahwa BFI sedang menghadapi masalah akibat tantangan pasar yang terus-menerus. Dia menyebutkan bahwa kenaikan drastis Cost of Collection disebabkan oleh beberapa faktor: jumlah hari kerja yang lebih singkat sehingga mempengaruhi proses penagihan, persaingan ketat di sejumlah segmen dan area tertentu, serta adanya kerugian yang semakin besar pada barang-barang yang telah diambil alih.
“Kenaikan terakhir adalah 3 p.p dibandingkan dengan kuartal sebelumnya hingga mencapai angka 12%, dan ini datang dari segmen pendanaan dealer,” jelasnya.
Namun, James mengestimasi bahwa tarif kredit kemungkinan akan menurun di paruh kedua tahun 2025 dan perbandingan pinjaman bermasalah mungkin juga berkurang.
non-performing financing
(NPF) tetap di tingkat 1,3%.
Post Comment